Zat
pewarna dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu certified color dan uncertified color.
Certified color merupakan zat pewarna sintetis yang diizinkan penggunaannya
dalam makanan. Untuk pewarna sintetik dikatakan aman apabila kandungan arsennya
tidak boleh lebih dari 0,00014% dan timbalnya tidak lebih dari 0,001%,
sedangkan logam berat lainnya tidak ada. uncertified color merupakan zat
pewarna yang berasal dari bahan alami. Beberapa zat pewarna sintetik yang
dilarang penggunaaannya dalam makanan seperti Rhodamin B, sudan-I, Metanil
Yellow, dan ponceau 3R.
Macam Pewarna alami
Warna
|
Nama
|
No
indeks nama
|
merah
|
Alkanat
|
75520
|
merah
|
Cochineal
red (karmin)
|
75470
|
kuning
|
Annato
|
75120
|
kuning
|
Karoten
|
75130
|
kuning
|
Kurkumin
|
75300
|
kuning
|
Safron
|
75100
|
hijau
|
Klorofil
|
75810
|
biru
|
Ultramarin
|
77007
|
coklat
|
Kramel
|
-
|
hitam
|
Carbon
black
|
77266
|
Hitam
|
Besi
oksida
|
77499
|
putih
|
Titaniumm
dioksida
|
77891
|
Karena zat pewarna alami yang diperoleh
dari alam pilihan warnanya sangat sedikit, maka dicari alternatif lain untuk
memproduksi zat-zat pewarna tersebut dilaboratorium maupun dalam skala
insdustri yang dikenal sebagai pewarna sintetik. Penggunaan pewarna sintetik
mempunyai kadar maksimum yang dianjurkan, jika digunakan melebihi kadar
maksimum yang dianjurkan dapat menggangu kesehatan. Namun dalam penggunaanya
masyarakat lebih memilih pewarna sintetik.
Kromatografi
ada bermacam-macam diantaranya kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis,
penukar ion, penyaringan gel dan elektroforesi.
Kromatografi
Kertas merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah
lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair
lainnya dapat digunakan. kromatografi kolom bertujuan untuk purifikasi dan
isolasi komponen dari suatu campurannya.
Analisis
uji kualitatif dengan menggunakan Metode kromotografi kertas menggunakan benang wol
Prinsip
Penyerapan
zat warna contoh benang wol dalam suasana asam dengan pemanasan, selanjutnya diidentifikasi dengan cara kromatografi kertas
Larutan elusi
I : Campuran perbandingan
volume n. butanol: asam asetat glasial :
air = 4:5:1
Larutan elusi II : campuran perbandingan
volume iso butanol: butanol: air = 3: 2: 2
Larutan elusi III : larutan NaCl 2% dalam alkohol
50%
Larutan elusi IV : campuran perbandingan volume
etil metil keton : asetat :air =7: 3: 3
Larutan elusi V : campuran perbandingan volume n butanol:
asam asetat glasial :air= 4:2: 2,4
Larutan elusi VI : campuran perbandingan berat
fenol : air = 4 : 1
Larutan elusi VII : campuran perbandingan volume
etil metil keton : asetat : piridin : air = 11 : 5 : 5
Larutan elusi VIII : campuran perbandingan volume
etil metil keton : aseton : air : amonia pekat = 3,5 : 1,5 ...
Larutan elusi IX : encerkan 5 ml amonia pekat
(Bj = 0,88) dengan air hingga 100 ml, tambahkan 2 gram trinatrium sitrat ke
dalam larutan amonium tersebut
Cara
kerja
·
Persiapan benang wol bebas
lemak, Ekstrak / rendah benang wol dengan eter atau petroleum.
·
Penarikan warna dengan benang
wol
1. Minuman tak beralkohol
(misalnya minuman ringan)
Minuman tak beralkohol umumnya sudah bereaksi
asam, hingga dapat langsung dilakukan penarikan zat warna dengan benang wol.
Jika reaksinya tidak asam, harus diasamkan sedikit dengan penambahan asam
asetat atau kalium hidrogen sulfat (KHSO4). Contoh yang diperiksa 30 - 50 ml.
2. Minuman beralkohol (Misalnya anggur)
Didihkan dahulu untuk menghilangkan
alkoholnya. Lalu periksa keasamannya. Jika perlu asamkan dengan asan asetat atau
kalium hidrogen sulfat (KHSOn) dahulu, sebelum zat warnanya ditarik dengan benang
wol. Contoh yang diperiksa 30 - 50 ml.
3. Makanan yang larut (misalnnya'selai, kembang
gula, gula serbuk) Larutan dalam air, lalu periksa kesamannya. Jika perlu,
asamkan dengan asam asetat atau kalium hidrogen sulfat (KHSO4). Contoh yang diperiksa
30 - 50 gram.
4. Makanan dengan komponen utama pati (misalnya
roti, biskuit, kue – kue ‘’custard powder’', golede raising powder. Geruslah 10
gram contoh hingga rata dengan penambahan 50 ml larutan amonia 2% didalam
etanol 70%. Biarkan untuk beberapa lama,
Labu pusingkan. Pindahkan
cairan kedalam cawan poselin dan uapkan diatas penangas air. Larutkan residu dalam
air yang telah ditambah sedikit asam asetat. Tarik zat warna dengan benang wol.
Contoh yang diperiksa 20 gram.
Pelarut
bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen
dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila
permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah
waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari
permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering.
Jika
senyawa-senyawa berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau noda yang
terpisah. Jika senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan
kimia. Yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksi yang memberikan sebuah
warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Bila daerah dari noda
yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari
senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada
kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.
- SNI 01-2895-1992
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17586/4/Chapter%20II.pdf