Bahan
tambahan pangan merupakan suatu zat
bukan gizi yang ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan sengaja, yang pada
umumnya dalam jumlah kecil untuk memperbaiki kenampakan, cita rasa, tekstur,
atau sifat-sifat penyimpangannya.
Pada umumnya
bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:
1. Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja
ke dalam makanan dengan maksud penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran,
cita rasa, dan membantu pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna, dan
pengeras.
2. Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja
ditambahkan, yaitu bahan yang tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut,
terdapat dengan tidak sengaja. Contoh residu pestisida, insektisida, fungisida,
antibiotik, dan hidrokarbon aromatik polisiklis.
Apabila
pemakaian bahan pangan dan dosisnya tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar
akan menimbulkan kerugian bagi pemakainya baik yang bersifat langsung, misalnya
keracunan maupun yang tidak bersifat langsung atau kumulatif, misalnya bahan
pengawet yang bersifat karsinogenik.
Berdasarkan
Permenkes No. 722/88 terdapat 26 jenis pengawet yanmg diizinkan untuk digunakan
dalam makanan. Adapun beberapa kelompok pengawet tersebut adalah: asam benzoat,
asam propionat, asam sorbat, kalium benzoat, kalium nitrat, kalium nitrit,
kalium propionat, kalium sorbat, kalium sulfit, kalsium benzoat, kalsium
propionat, kalsium sorbat, natrium benzoat.
Natrium
Benzoat merupakan Pengawet yang banyak dijual dipasaran dan digunakan untuk
mengawetkan barbagai bahan makanan, biasanya terdapat dalam bentuk natrium
benzoat atau kalium benzoat karena lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan
untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah, minuman
ringan, saus tomat, saus sambal, selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain.
1.
Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk
pada pangan baik yang bersifat patogen maupun yang tidak patogen.
2. Memperpanjang umur simpan pangan
3. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita
rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkan.
4. Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan
yang berkualitas rendah.
Untuk mengetahui ada tidaknya
pengawet pada sampel, bisa menggunakan analisis kualitatif menggunakan KLT
(Kromatografi Lapis Tipis).
Kromatografi
lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif
dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan
perbedaan kepolaran.
Teknik ini biasanya
menggunakan fase diam dari
bentuk plat silika
dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan.
Larutan atau
campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen.
Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin
terbawa oleh fase gerak tersebut.
Jarak
antara jalannya pelarut bersifat relatif.
Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk memastikan spot
yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak plat nya berbeda.
Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini digunakan sebagai nilai perbandingan
relatif antar sampel. Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen
dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor retensi.
Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut : Rf = Jarak yang ditempuh substansi
Jarak yang ditempuh oleh pelarut
Semakin
besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa
tersebut pada plat
kromatografi lapis tipis.Saat membandingkan dua sampel yang berbeda di bawah
kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut
kurang polar
dan berinteraksi dengan adsorbent
polar dari plat kromatografi lapis tipis.Nilai Rf dapat dijadikan bukti
dalam mengidentifikasikan senyawa.
Bila identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat
dikatakan memiliki karakteristik
yang sama atau mirip.Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut
dapat dikatakan merupakan senyawa yang berbeda.
KLT sebagai salah satu metode instrumental yang sering
digunakan, karena mempunayi keuntungan antara lain sebagai berikut :
1.
Peralatan yang diperlukan sedikit
2.
Waktu analisis yang cepat
3.
Hasil pemisahan lebih baik
4.
Daya pemisahan tinggi
5.
Pengerjaannya sederhana dan mudah
6.
Harganya terjangkau