Minyak/lemak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Lemak terdiri dari campuran berbagai macam trigliserida yang merupakan persenyawaan antara asam lemak dan gliserol. Asam lemak (R1, R2 dan R3) dalam suatu molekul trigliserida dapat sama akan tetapi dapat pula berbeda. Lemak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipid.
Fraksi lemak dari suatu hasil pertanian dapat kita pisahkan dari bagian – bagian lainnya dengan jalan mengekstraksi dengan suatu zat pelarut lemak seperti petroleum eter, etil eter, kloroform, benzen heksan dan lain– lain. Hasil ekstraksi ini dikenal dengan nama eter soluble fraction atau crude fat atau kadar lemak total.
Setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung presentasenya. Analisa lemak dari bahan hasil pertanian umumnya bukan dimaksudkan untuk mendapatkan komposisi dari lemak tersebut akan tetapi untuk mengetahui sifat – sifat fisik dan sifat- sifat kimianya. Data– data ini digunakan untuk mengidentifikasi lemak tersebut ,menentukan kemurnian dan mengevaluasi kecocokan untuk suatu tujuan tertentu, misalnya minyak goreng , margarin dan lain– lain.
Menurut Lehninger (1982) lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat. Lemak merupakan senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter(C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzena, hexana dan hidrokarbon lainnya. Lemak dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut (Herlina 2002).
Dalam mengetahui kadar lemak yang terdapat di bahan pangan dapat dilakukan dengan mengekstraksi lemak. Namun mengekstrak lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air (pelarut anhydrous) agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktivan pelarut tersebut menjadi berkurang.
Sifat-sifat dari lemak dapat diidentifikasi dengan beberapa metode. Terdapat dua metode untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anhydrous
Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan yang didasarkan pada distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Alat yang digunakan adalah corong pisah. Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat, sampel yang akan dianalisis dibungkus dengan kertas saring ditempatkan dan pada tabung ekstraktor. Bagian ujung atas merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola (Floresyona, 2010).
Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar dan menguap, hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas serta adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak.
daftar pustaka
- http://www.scribd.com/doc/106060167/Penetapan-Lemak-Dengan-Metode-Ekstraksi-Soxhlet
- staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/analisis%20lipid.pdf
- http://www.scribd.com/doc/81029668/3-analisis-lemak
22 Juli 2014 pukul 09.59
kalau untuk menentukan seberapa banyak kandungan lemak pada makan gimana?